My Team As a Leader

 

MY TEAM AS A LEADER

Berbicara kepemimpinan berarti kita berbicara diri kita sebagai seseorang dengan segala upaya kita untuk bisa memainkan peran mengemban suatu amanah. Apapun karakter amanahnya.

Demikian dalam sebuah lembaga, yang  besar dan memiliki kompleksitas maka harus ada yang dikembangkan sebagai pemimpin untuk memiliki jangkauan berpikir jauh kedepan sebagai bentuk pengembangan dirinya dengan tujuan  peduli, berbagi dan memberi terhadap timnya sehingga sebuah tim dapat melakukan sebuah transformasi bukan untuk kepentingan individu namun kemajuan tim tersebut. Inilah yang pada saat ini banyak orang sebut sebagai Kolaborasi. Dimana budaya kerja terbangun dalam iklim kerja kondusif untuk mencapai tujuan besar tim. Kalau saya analogikan bagaimana sebuah permainan Pain ball butuh seorang ketua geng memiliki daya pandang yang jauh dalam menetapkan tujuan dan pandai melibatkan tim untuk bisa diandalkan dalam strategi pencapaian tujuan. Fokus pada kemampuan Bukan untuk mendikte tim.

Jika sebuah lembaga itu terbilang masih kecil maka budaya kerja yang dibangun cukup dengan figuritas, namun apabila lembaga itu sudah besar maka yang perlu dibangun adalah sebuah sistem, karena di era digital saat ini tolak ukur kemajuan sebuah lembaga adalah dengan terbangun sistem. SDM bisa berganti namun yang ajeg adalah sistem. Disinilah bagaimana sebuah tim bisa memiliki sikap sebagai pemimpin, dimana mampu memiliki rasa tanggung jawab (baca ; sense of belong) dalam mencapai tujuan yang besar tim sehingga membesarkan lembaga tempat mengabdi. Butuh tempaan, butuh motivasi, butuh tantangan sehingga SDM dapat berkembang.

Jika mengutip dasar teori yang dikemukakan oleh  Maslow ( A theory of Human Motivation ). hierarki kebutuhan bahwa Manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan, ia selalu menginginkan lebih banyak. Keinginan ini terus menerus dan hanya akan berhenti bila akhir hayatnya tiba. Yang tersusun dalam suatu jenjang yakni  ; 1) kebutuhan fisik dan biologis, 2) kebutuhan keselamatan dan keamanan, 3) kebutuhan sosial, 4) kebutuhan  akan penghargaan atau prestise,5)aktualisasi diri.  Dari apa yang sudah disampaikan sebagai seorang pemimpin baiknya memahami akan kebutuhan dasar manusia sebagai makhluk sosial yang butuh di apresiasi dan aktualisasi diri. Bekerja dalam sebuah tim tidak harus terus menerus seorang pemimpin tim itu berbicara sebuah gaji namun ada sisi manusiawi yang harus diperhatikan yakni aktualisasi diri dan penghargaan yang berarti disini ada prestasi, ketika ada prestasi maka ada sebuah keberhasilan dalam melakukan tantangan yang diberikan oleh pimpinan. Kondisi demikian akan menjadi motivasi bagi tim melakukan sebuah gerakan dahsyat dalam mengemban amanah bukan hanya saja sebuah rutinitas yang dijalankan. Cara terbaik dalam memotivasi SDM dalam sebuah tim adalah dengan memasukkan unsur tantatangan dan kesempatan guna mencapai keberhasilan dalam pekerjaan. Untuk real actionnya adalah dengan pengayaan pekerjaan (job enrichment) suatu tekhnik motivasi SDM yang melibatkan kelompok kerja natural seperti rotasi pekerjaan yang bersifat sampingan dari yang utama, pengkombinasian  tugas, pembinaan hubungan dengan klien. Pengayaan pekerjaan ini merupakan upaya menciptakan motivator seperti kesempatan untuk berhasil dalam pekerjaan dengan membuat pekerjaan lebih menarik dan menantang.

            Dari hasil penelitian Herzberg bahwa ada tiga hal yang dapat diperhatikan dalam memotivasi tim antara lain sebagai berikut adalah ;

1.    Hal yang mendorong sebuah tim berkembang adalah dengan pekerjaan yang menantang yang mencakup perasaan berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan, dapat menikmati pekerjaan itu sendiri, dan adanya pengakuan atas semuanya.

2.    Hal yang mengecewakan karyawan adalah terutama faktor yang bersifat embel-embel saja pada pekerjaan, peraturan pekerjaan,jabatan, hak dan gaji.

3.    SDM dalam tim akan merasa kecewa apabila peluang untuk berprestasi terbatas, mereka akan menjadi sensitif pada lingkungannya serta mulai mencari-cari kesalahan

4.    Kondisi keluarga yang kondusif akan menghasilkan kerja yang produktif, menjadi salah satu unsur motivasi SDM mampu bekerja dengan tenang.sehingga fokus pada tujuan besar sebuah tim.

Lalu bagaimana dengan tugas seorang pemimpin menurut pemahaman saya ada 3 hal kepemimpinan yang harus dilakukan diantaranya adalah

1.    Membangun system building. Dalam sebuah organisasi modern kemampuan membangun sistem dari yang sederhana sampai yang paling rumit sekalipun menjadi tolak ukur dalam sebuah independensi lembaga. Adanya sebuah proses rotasi pekerjaan yang bisa dirasakan secara adil bagi SDM

2.    Komunikasi. Seorang pemimpin mampu membangun komunikasi yang dapat menciptakan iklim kerja kondusif. Tidak harus terus menerus bersikap manis namun bisa tepat ketika harus tegas dalam menetapkan keputusan. Memiliki empati yang tinggi namun tidak mengikat tim nya untuk selalu mengikuti gayanya. Memberikan ruang bagi tim untuk dapat menjadi dirinya sendiri.

3.    Role model/ panutan. Level kepemimpinan seseorang dikatakan sudah mencapai level tertentu (baca; Tinggi) ketika seorang pemimpin itu dikuti oleh timnya bukan karena ia seorang dengan jabatannya melainkan karena ia sebagai panutan yang pantas diikuti. Yang menjadi tolak ukur menurut saya salah satunya adalah pemimpin yang dapat berlaku adil kepada semua timnya.seorang pemimpin mempengaruhi perilaku tim nya agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai tujuan lembaga.

Dari konsep diatas semoga bisa menjadi sharing bermanfaat yang saya dapatkan sedikit dari belajar secara sederhana mengenai pengelolaan tim untuk berkembang. Wallahu’alam bisshowab

Komentar